Seuramoe Rinyeun

Senin, 26 November 2012

Positioning

SIAPA yang tidak kenal Nokia, merek ponsel dari Finlandia yang sempat menjadi raja telepon genggam di dunia? Ada apa dengan Nokia saat ini? Lima tahun lalu, siapa sih yang bangga memakai HP Samsung? Pertanyaannya sekarang, mengapa Samsung bisa menjadi produsen HP nomor 1 di dunia? Sebetulnya Apple itu dulu perusahaan apa sih? Kok sekarang tiba-tiba bisa menjadi produsen smartphone terbesar nomor 2 di dunia? Siapa yang tidak kenal Kodak perusahaan pelopor fotografi? Siapa juga yang tidak kenal Fuji Film? Begitu juga, siapa yang tidak kenal Pesawat Fokker buatan Belanda. Kenapa perusahaan-perusahaan itu bisa mati? Mereka gagal mempertahankan posisinya, kenapa? karena mereka gagal sebagai penentu arah teknologi dan terlindas oleh merek-merek lain. Karena sudah menjadi pemenang, mereka lalai. Kenapa bisa lalai? Karena sombong. Itu pulalah yang menjadikan Iblis menjadi makhluk durhaka kepada Allah SWT sebagaimana firman berikut ini: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan yang kafir.” (QS al-Baqoroh ayat 34). Menurut iblis, dialah yang paling baik, yang paling dulu diciptakan, tidak pantas. Hormat pada yang lain. Dia lupa kalau dia itu masih makhluk Allah SWT sehingga Allah SWT berhak memberi perintah kepada dia. Banyak pebisnis pemula gagal, karena menganggap dirinya sudah level “mandor” dan merasa turun gengsi bila mengerjakan pekerjaan yang kasar, padahal sebenarnya levelnya masih “kuli”. Selain itu, mengerjakan pekerjaan kasar sama sekali tidak menurunkan derajat. Mereka tidak sadar bahwa pada saat mulai membangun bisnis, pengusaha masih perlu banyak turun tangan langsung sehingga mengerjakan pekerjaan kasar tidak bisa dihindari. Kesuksesan tidak seperti membalikkan telapak tangan dan membutuhkan kerja keras. Ada pepatah Aceh: “Terlalu cantik tidak dapat jodoh, terlalu pintar tidak dapat kerja”. Ini bisa terjadi karena dia merasa paling cantik sehingga setiap yang datang selalu ditolak dan berharap ada calon suami yang sempurna, yang sebenarnya tidak akan pernah ada. Pembaca setia LIBaS, di manakah posisi kita sekarang? Masihkan bisnis kita memiliki tempat di hati para konsumen? Atau posisi kita di hati konsumen sudah digeser karena ketinggalan zaman atau tidak bermanfaat lagi? Atau posisi kita di hati konsumen makin naik dan makin kuat? Jaga posisi produk bisnis di hati konsumen, insya Allah “apa yang kita pegang akan menjadi emas.” by,Suparno ST, Founder Ayam LepaaS Editor : bakri, posted serambinews

Tidak ada komentar: