Seuramoe Rinyeun

Selasa, 27 November 2012

Bila Aku jatuh Cinta

Ya Allah.. Jatuh cintakanlah aku kepada mereka yang mencintai-Mu..

Jatuh cintakanlah aku kepada dia yang selalu menangis karena dosa-dosanya..

Jatuh cintakanlkah aku kepada dia yang selalu memanjangkan sujudnya kepada-Mu..

Dan Jatuh Cintakanlah aku dengan mereka yang menundukkan pandangannya..

Jatuh cintakan aku kepadanya, yang selalu menjauh dari sesuatu yang menutup hatinya untuk bertemu den
ga-Mu..

Jatuh cintakanlah aku kepadanya, HambaMu yang Soleh dan selalu berjalan di bawah ridha-Mu.

Senin, 26 November 2012

Positioning

SIAPA yang tidak kenal Nokia, merek ponsel dari Finlandia yang sempat menjadi raja telepon genggam di dunia? Ada apa dengan Nokia saat ini? Lima tahun lalu, siapa sih yang bangga memakai HP Samsung? Pertanyaannya sekarang, mengapa Samsung bisa menjadi produsen HP nomor 1 di dunia? Sebetulnya Apple itu dulu perusahaan apa sih? Kok sekarang tiba-tiba bisa menjadi produsen smartphone terbesar nomor 2 di dunia? Siapa yang tidak kenal Kodak perusahaan pelopor fotografi? Siapa juga yang tidak kenal Fuji Film? Begitu juga, siapa yang tidak kenal Pesawat Fokker buatan Belanda. Kenapa perusahaan-perusahaan itu bisa mati? Mereka gagal mempertahankan posisinya, kenapa? karena mereka gagal sebagai penentu arah teknologi dan terlindas oleh merek-merek lain. Karena sudah menjadi pemenang, mereka lalai. Kenapa bisa lalai? Karena sombong. Itu pulalah yang menjadikan Iblis menjadi makhluk durhaka kepada Allah SWT sebagaimana firman berikut ini: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan yang kafir.” (QS al-Baqoroh ayat 34). Menurut iblis, dialah yang paling baik, yang paling dulu diciptakan, tidak pantas. Hormat pada yang lain. Dia lupa kalau dia itu masih makhluk Allah SWT sehingga Allah SWT berhak memberi perintah kepada dia. Banyak pebisnis pemula gagal, karena menganggap dirinya sudah level “mandor” dan merasa turun gengsi bila mengerjakan pekerjaan yang kasar, padahal sebenarnya levelnya masih “kuli”. Selain itu, mengerjakan pekerjaan kasar sama sekali tidak menurunkan derajat. Mereka tidak sadar bahwa pada saat mulai membangun bisnis, pengusaha masih perlu banyak turun tangan langsung sehingga mengerjakan pekerjaan kasar tidak bisa dihindari. Kesuksesan tidak seperti membalikkan telapak tangan dan membutuhkan kerja keras. Ada pepatah Aceh: “Terlalu cantik tidak dapat jodoh, terlalu pintar tidak dapat kerja”. Ini bisa terjadi karena dia merasa paling cantik sehingga setiap yang datang selalu ditolak dan berharap ada calon suami yang sempurna, yang sebenarnya tidak akan pernah ada. Pembaca setia LIBaS, di manakah posisi kita sekarang? Masihkan bisnis kita memiliki tempat di hati para konsumen? Atau posisi kita di hati konsumen sudah digeser karena ketinggalan zaman atau tidak bermanfaat lagi? Atau posisi kita di hati konsumen makin naik dan makin kuat? Jaga posisi produk bisnis di hati konsumen, insya Allah “apa yang kita pegang akan menjadi emas.” by,Suparno ST, Founder Ayam LepaaS Editor : bakri, posted serambinews

Bekerja Adalah Sebuah Kehormatan



Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan ia pun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan".

Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik saya sudah kenyang".

Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini.

Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja.

"Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik". Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain. "Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?".

Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu di rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".

Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak dan sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di hadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang.

Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan".
Semoga cerita di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata, tetapi adalah KEHORMATAN. Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi dan Kehormatan yg kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalau kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti akan berarti besar..

posted, berbagai sumber

Senin, 05 November 2012

DENGARKANLAH ANAKKU



Anakku...

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Ingatlah dulu saat aku berusaha ngajarkanmu sesuatu dan sulit untukmu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan sengan setia ucapan dariku

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku. Beri aku ketulusanmu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur. Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

by, posted seorang ayah